
4 Seniman Lukis Indonesia Yang Sangat Terkenal Bahkan Mendunia
Siapa nama yang pertama kali muncul di kepalamu tentang pelukis terkenal Indonesia? Indonesia melahirkan banyak seniman berbakat yang dianggap di mata dunia. Tak hanya penyair dan pengrajin, pelukis Tanah Air juga sukses mencetak peristiwa di dunia seni internasional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan seniman lukis asal Indonesia.
1. Raden Saleh
Kamu pasti telah tidak asing bersama nama pelukis ini? Saleh Sjarif Boestaman atau lebih dikenal sebagai Raden Saleh merupakan pelukis maestro Indonesia kelahiran Semarang. Meski berasal berasal dari keluarga, Raden Saleh gampang bergaul, supaya memiliki banyak relasi bersama orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia Belanda.
Raden Saleh dikenal sebagai pelukis modern bersama aliran romantisme. Bakat melukisnya muncul kala duduk di bangku sekolah rakyat. Sekitar tahun 1829, ia menerima pembiayaan berasal dari Gubernur Jenderal Belanda waktu itu untuk bersekolah di Belanda dan bertekun jalan seni lukis.
Selang sebagian tahun belajar melukis, Raden Saleh mengadakan pameran di Den Haag dan Amsterdam. Ia juga dianugerahi beraneka penghargaan dan lukisannya banyak dipesan oleh tokoh-tokoh bangsawan Eropa.
Beberapa lukisan Raden Saleh yang fenomenal di dunia yaitu Penangkapan Diponegoro, Perburuan Rusa, dan Forest plus Native House.
2. Affandi Koesoema
Cirebon juga melahirkan keliru satu pelukis paling terkenal di dunia internasional, yaitu Affandi Koesoema. Ia telah melukis lebih berasal dari 2000 lukisan yang sekarang diabadikan di Museum Affandi.
Affandi merupakan bagian Lima Bandung, group pelukis yang terdiri berasal dari Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi Sumanta, dan Affandi. Bakat melukisnya ia pertajam waktu bergabung di group ini. Ia menjadi bereksplorasi bersama lukisan potret, kehidupan sosial, dan keluarga.
Sepanjang karier sebagai pelukis, sebagian kali Affandi mengadakan tur pameran tunggal di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Belanda. Lukisan-lukisannya kental mencerminkan tipe ekspresionis dan romantisme yang khas.
Tidak sedikit penghargaan yang Affandi menerima berasal dari instansi dan pemerintah https://canteenasian.com/ Eropa. Ia juga tergabung sebagai Anggota Dewan Penyantun ISI di Yogyakarta. Beberapa lukisan terkenal Affandi yaitu Badai Pasti Berlalu, Red Barong dan Rangda, Ibu, dan Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan.
3. S. Sudjojono
Ada yang belum sadar siapa Bapak Seni Lukis Indonesia? Yup, dialah Sindoedarsono Soedjojono atau lebih dikenal S. Sudjojono. Pelukis legendaris kelahiran Sumatera Utara ini merupakan seniman pertama yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia yang faktual sebagaimana situasi Indonesia. Karena itu, S. Sudjojono pun dikenal sebagai pelukis realisme.
S. Sudjojono mengawali karier sebagai pelukis kala ikuti pameran pelukis Eropa di Bataviasche Kunstkring terhadap 1937. Lukisannya memiliki ciri khas tersendiri, yaitu kasar bersama goresan dan sapuan bak dituang begitu saja secara alami ke kanvas.
Semangat melukisnya begitu berdedikasi. S. Sudjojono turut mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) sebagai tonggak awal seni lukis modern di Indonesia. Ia lalu mendirikan organisasi Seniman Muda Indonesia (SIM) bersama seniman Abdul Salam, Subidio, Sunindyo, dan Basuki Resobowo.
S. Sudjojono telah menghasilkan banyak lukisan fenomenal, layaknya The Ruins plus The Piano yang terjual Rp15,74 miliar di Balai Lelang Christie’s Hong Kong terhadap 2017. Juga lukisan Cap Go Meh, Pengungsi, dan Di Depan Kelambu.
4. Basoeki Abdullah
Mempunyai nama lengkap Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah, Basuki Abdullah adalah pelukis kenamaan asal Surakarta yang mendunia. Ciri khas lukisannya kental bersama sentuhan realis dan naturalis. Ia lebih-lebih pernah mengalahkan 87 pelukis Eropa dan memenangkan sayembara melukis Ratu Juliana terhadap 1948.
Bakat melukis Basoeki Abdullah menurun berasal dari ayahnya, yaitu Abdullah Suriosubroto, pelukis pertama Indonesia di abad ke-20. Basoeki Abdullah menamatkan studinya di Akademi Seni Rupa, Den Haag, Belanda dan membawa pulang Sertifikat Royal International of Art (RIA) terhadap 1936.
Baca Juga : Seniman Magelang Ramaikan Bulan Februari 2025
Basoeki Abdullah sempat pulang ke Indonesia dan laksanakan tur pameran di kota-kota besar, lalu mengajar seni lukis di organisasi Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan Keimin Bunka Shidoso. Selang sebagian tahun, Basoeki Abdullah lagi ke Eropa untuk menggelar pameran di Belanda dan Inggris.
Karya-karya Basoeki Abdullah didominasi oleh tipe potret, panorama alam, flora, dan fauna. Beberapa lukisannya yang terkenal di antaranya, Kakak dan Adik, Nyi Roro Kidul, dan Diponegoro Memimpin Pertempuran.

Seniman Magelang Ramaikan Bulan Februari 2025
Dunia seni terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Pada tahun 2025, seniman menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru yang dipengaruhi oleh teknologi, tren global, serta perubahan sosial dan budaya. Dari seni digital hingga kecerdasan buatan (AI), para kreator harus beradaptasi dengan era yang semakin mengutamakan inovasi dan keterhubungan digital.
Artikel ini akan membahas bagaimana kondisi seniman di tahun 2025, perubahan industri seni, serta peran teknologi dalam dunia kreatif.
Evolusi Seniman di Tahun 2025
Di era modern ini, seniman tidak hanya berkarya dengan media tradisional seperti kanvas, cat, atau pahat, tetapi juga menggunakan teknologi sebagai alat ekspresi mereka. Berikut adalah beberapa perubahan signifikan dalam dunia seni di tahun 2025:
1. Seni Digital Mendominasi Industri Kreatif
Seni digital semakin mendapat tempat utama di dunia kreatif. Banyak seniman beralih ke https://www.braxtonatlakenorman.com/ ilustrasi digital, animasi, dan seni berbasis teknologi lainnya. Penggunaan perangkat seperti tablet grafis, software desain 3D, serta realitas virtual (VR) semakin populer, memungkinkan seniman untuk menciptakan karya yang lebih interaktif dan imersif.
Baca Juga : Seniman di Tahun 2025: Kreativitas, Teknologi, dan Perubahan Industri
2. Kecerdasan Buatan (AI) dalam Seni
Teknologi kecerdasan buatan telah berkembang pesat dan mulai digunakan dalam berbagai aspek seni. AI mampu menghasilkan lukisan, musik, hingga karya sastra dengan kecerdasan yang menakjubkan. Namun, meskipun AI dapat membantu dalam proses penciptaan, kreativitas manusia tetap menjadi faktor utama yang membedakan karya seni yang memiliki nilai emosional dan orisinalitas tinggi.
3. NFT dan Ekonomi Digital untuk Seniman
Non-Fungible Token (NFT) masih menjadi bagian penting dalam dunia seni di tahun 2025. Dengan teknologi blockchain, seniman dapat menjual karya mereka dalam bentuk digital tanpa harus melalui galeri atau perantara tradisional. Ini membuka peluang besar bagi seniman independen untuk mendapatkan penghasilan langsung dari kolektor dan penggemar mereka.
4. Media Sosial dan Platform Online sebagai Galeri Virtual
Seniman kini tidak lagi bergantung pada pameran fisik atau galeri seni untuk memamerkan karya mereka. Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan bahkan metaverse menjadi tempat utama bagi seniman untuk menjangkau audiens global. Banyak seniman yang meraih popularitas dan pendapatan hanya melalui eksposur di media sosial.
5. Kolaborasi Lintas Disiplin dan Industri
Di tahun 2025, batas antara seni, teknologi, dan bisnis semakin samar. Banyak seniman bekerja sama dengan industri lain seperti mode, musik, game, dan film untuk menciptakan karya yang inovatif. Misalnya, seniman digital berkolaborasi dengan pengembang game untuk menciptakan dunia virtual yang menarik, atau seniman visual berkolaborasi dengan musisi untuk membuat konser berbasis realitas virtual.
Tantangan yang Dihadapi Seniman di 2025
Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang, seniman juga menghadapi berbagai tantangan di era modern ini:
- Persaingan yang Ketat → Dengan kemudahan akses ke alat seni digital, semakin banyak orang terjun ke industri seni, membuat persaingan semakin ketat.
- Hak Cipta dan Plagiarisme → Dengan adanya AI dan penyebaran karya secara digital, perlindungan hak cipta menjadi tantangan besar.
- Adaptasi terhadap Teknologi Baru → Seniman yang terbiasa dengan metode tradisional harus belajar dan beradaptasi dengan alat digital agar tetap relevan.
- Keberlanjutan Finansial → Mengandalkan seni sebagai sumber utama pendapatan masih menjadi tantangan, terutama dengan perubahan pasar dan tren yang cepat.